Senin, 23 Januari 2012

Epilepsi


Epilepsi disebut juga penyakit ayan dikenal sebagai satu penyakit tertua di dunia (2000 tahun SM). Penyakit ini cukup sering dijumpai dan bersifat menahun. Penderita akan menderita selama bertahun-tahun. Sekitar 0,5 – 1 % dari penduduk adalah penderita epilepsy (Lumbantobing, 1998). Askep Epilepsi

DEFINISI

Bangkitan epilepsy adalah manifestasi gangguan otak dengan berbagai gejala klinis, disebabkan oleh lepasnya muatan listrik dari neuron-neuron otak secara berlebihan dan berkala tetapi reversible dengan bernagai etiologi (Tjahjadi, dkk, 1996).

Epilepsy adalah kompleks gejala dari beberapa kelainan fungsi otak yang ditandai dengan terjadinya kejang secara berulang. Dapat berkaitan dengan kehilangan kesadaran, gerakan yang berlebihan, atau kehilangan tonus atau gerakan otot, dan gangguan prilaku suasana hati, sensasi dan persepsi (Brunner dan suddarth, 2000).

Kejang adalah terbebasnya sekelompok neuron secara tiba-tiba yang mengakibatkan suatu kerusakan kesadaran, gerak, sensasi atau memori yang besifat sementara. Istilah epilepsy biasanya merupakan suatu kelaianan yang bersifat kronik yang timbul sebagai suatu bentuk kejang berulang (Hudak dan Gallo, 1996).

ETIOLOGI

Tumor otak                                                                  Trauma otak (5-50%)

Bekuan darah pada otak                                               Meningitis

Gangguan elektrolit                                                       Ensefalitis

Gejala putus alcohol/obat                                             Gangguan metabolic

Toksik substans                                                           Anoksia cerebral

Sebagian kejang merupakan idiopatik 

MANIFESTASI KLINIK

Kejang Parsial Sederhana

Hanya jari atau tangan yang bergetar; atau mulut yang bergerenyut tak terkontrol; bicara tidak dapat dimengerti; mungkin pening; dapat mengalami perubahan penglihatan, suara, bau atau pengecapan yang tak lazim atau tak menyenangkan.

Kejang Parsial Kompleks

Masih dalam keadaan sedikit bergerak atau gerakan secara otomatis tetapi tidak bertujuan; dapat mengalami perubahan emosi, ketakutan, marah, kegirangan, atau peka rangsang yang berlebihan; tidak mengingat periode tersebut ketika sudah berlalu.

Kejang Umum (kejang grand Mal)

Mengenai kedua hemisfer otak, kekuatan yang kuat dari seluruh tubuh diikuti dengan perubahan kedutan dari relaksasi otot dan kontraksi (kontraksi tonik klonik umum)

FASE SERANGAN KEJANG

1.      Fase Prodromal

Beberapa jam/hari  sebelum seranga kejang. Berupa perubahan alam rasa (mood), tingkah laku

2.      Fase Aura

Merupakan fase awal munculnya serangan. Berupa gangguan perasaan, pendengaran, penglihatan, halusinasi, reaksi emosi afektif yang tidak menentu.

3.      Fase Iktal

Merupakan fase serangan kejang, disertai gangguan muskuloskletal.

Tanda lain : hipertensi, nadi meningkat, cyanosis, tekanan vu meningkat, tonus spinkter ani meningkat, tubuh rigid-tegang-kaku, dilatasi pupil, stridor, hipersalivasi, lidah resiko tergigit, kesadaran menurun.

4.      Fase Post Iktal

Merupakan fase setelah serangan. Ditandai dengan : confuse lama, lemah, sakit kepala, nyeri otot, tidur lama, amnesia retrograd, mual, isolasi diri.

PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK

1.      Elektroensefalografi (EEG) membentu dalam mengklasifikasikan tipe kejang.

2.      CT Scan untuk mendeteksi lesi, abnormalitas fokal, abnormalitas vaskuler cerebral, dan perubahan degeneratif serebral.

PENATALAKSANAAN

Penatalaksaan epilepsy direncanakan sesuai dengan program jangka panjang dan dibuat untuk memenuhi kebutuhan khusus masing-masing klien.

Tujuan dari pengobatan adalah untuk menghentikan kejang sesegera mungkin, untuk menjamin oksigenasi serebral yang adekuat, dan untuk mempertahankan klien dalam status bebas kejang.

Asuhan keperawatan pada klien dengan epilepsi download disini

Hepatitis


Definisi
Hepatitis virus merupakan infeksi sistemik oleh virus disertai nekrosis sampai inflamaasi pada sel-sel hati yang menghasilkan kumpulan perubahan klinis, biokimiawi serta selular yang khas.
Menurut Sujono, Hepatitis adalah suatu proses peradangan difus pada jaringan yang dapat disebabkan oleh infeksi virus dan oleh reaksi toksik terhadap obat-obatan serta bahan-bahan kimia. (Sujono Hadi, 1999).
Etiologi
Penyebab utama hepatitis adalah : Virus dan Non Virus sedangkan insiden yang sering terjadi adalah hepatitis yang disebabkan oleh virus.
1.      Virus penyebab meliputi : Virus Hepatitis A (HVA), Virus Hepatitis B (HVB), Virus Hepatitis C (HCV), Virus Hepatitis D dan Virus Hepatitis E.
2.      Hepatitis non virus disebabkn oleh agen bakteri, cedera fisik atau kimia.
Patofisiologi
Berbeda dengan hepatitis A dan hepatitis E yang ditularkan melalui jalur fekal oral, hepatitis B, hepatitis C dan hepatitis D ditulrkan melalui darah. Virus tersebutdapat ditemukan didalam darah, saliva, semen, serta secret vagina serta ditularkan melalui membrane mukosa dan luka pada kulit.
Proses perjalanan penyakit yang berkembang menjadi disfungsi hepatoselular dapat disebabkan oleh penyebab yang menular seperti bakteri dan virus. Disfungsi hati terjadi akibat kerusakan pada sel-sel parenkim hati yang bisa secara langsung disebabkan oleh penyakit primer hati atau secara tidak langsung oleh obstruksi aliran empedu atau gangguan sirkulasi hepatic. Disfungsi hati bersifat akut dan kronik, namun demikian disfungsi yang kronis jauh lebih sering dari pada yang akut.
Tanda dan Gejala
1.      Fase Prodomal (1-3 minggu)
·           Gangguan gastrointestinal : Nausea, vomitus, anoreksia, konstipasi.
·           Nyeri perut kuadran kanan atas
·           Lemas
·           Hepatomegali
·           Urine pekat, feses pucat
2.      Fase Ikterus
·           Kuning pada jaringan permukaan kulit, semakin meningkat pada hari ke-2 dan menetap pada minggu ke 6-8.
·           Gangguan gastrointestinal berkurang sampai hilang
·           Hepar mengecil (atrofi)
3.      Fase post Ikterus (3-4 bulan)
·           Hepar mengalami regenerasi
·           Pasien merasa lebih baik
Komplikasi
·         Varices esophagus, lambung dan hemoroid
·         Penumpukan cairan dalam rongga abdomen (asites)
·         Defisiensi nutrisi yang terjadi akibat ketidakmampuan sel-sel hati untuk memetabolisme vitamin tertentu
·         Ensepalopati Hepatik dan koma hepatic
Pemeriksaan Diagnostik
·         Tes fungsi hati : Abnormal (4-10 kali dari normal). Untuk membedakan hepatitis virus dan non virus
·         AST (SGOT)/ALT (SGPT)
·         Leukopenia : Trombositopenia mungkin ada (Splenomegali)
·         Albumin serum : Menurun
·         Gula darah : Hiperglikemi transien atau hipoglikemia (gangguan fungsi hati)
·         Feses : Warna seperti tanah liat, steatorea (Penurunan fungsi hati)
·         Alkali fosfatase : Agak meningkat kecuali ada kolestasis berat
Penatalaksanaan
Tirah baring selama stadium akut, selanjutnya aktivitas dibatasi sampai gejala pembesaran hati dan kenaikan kadar bilirubun serta enzim hati dalam serum kembali normal. Obat-obatan tambahan seperti vitamin, asam-amino dan obat lipotropik tak diperlukan. Obat kortikosteroid tidak mengubah derajat nekrosis sel hati, tidak mempercepat penyembuhan, ataupun mempertinggi imunisasi hepatitis viral.

Hepatitis kronik tidak dianjurkan untuk istirahat di tempat tidur, aktivitas latihan kebugaran jasmani (physical fitness) dapat dilanjutkan secara bertahap. Tidak ada aturan diet tertentu tetapi alkohol dilarang. Sebelum pemberian terapi perlu dilakukan biopsi hati, adanya hepatitis kronik aktif berat merupakan petunjuk bahwa terapi harus segera diberikan. kasus dengan tingkat penularan tinggi harus dibedakan dari kasus pada stadium integrasi yang relatif noninfeksius; karena itu perlu diperiksa status HbeAg, antiHBe dan DNA VHB.

Pada kasus hepatitis karena obat atau toksin dan idiosinkrasi metabolik dapat diberikan cholestyramine untuk mengatasi pruritus yang hebat. Terapi-terapi lainnya hanya bersifat suportif.
Asuhan Keperawatan pada Pasien dengan Hepatitis download disini

Minggu, 22 Januari 2012

Melihat kondisi kesehatan berdasarkan bulan


foto by poltekkestasikmalaya.org


Sudah menjadi pengetahuan umum, orang lebih mudah tertular flu di musim hujan daripada musim panas. Tapi sebuah penelitian yang dilakukan Roger Dobson mengungkapkan, ada waktu tertentu sepanjang tahun yang memengaruhi kondisi kesehatan seseorang. Misalnya, pasien yang melakukan operasi di bulan Maret memiliki peluang hidup lebih tinggi. Ini terbukti dari studi terhadap lebih dari 200 ribu penderita kanker paru-paru yang dioperasi.

Berikut pengaruh bulan terhadap kesehatan seseorang, dikutip dari Daily Mail.
  • Januari
    Peningkatan kadar kolesterol, penyakit gusi dan tingginya kematian Kolesterol jahat dan trigliserida (lemak dalam darah terkait dengan penyakit jantung) mencapai puncak pada Januari dan Desember, menurut laporan Harvard University. Sedangkan kolesterol tubuh mencapai level terendah pada bulan yang memiliki cuaca panas. Studi lain menyebut, 22 persen orang mengalami kolesterol tinggi pada musim dingin, namun tidak terdiagnosis saat musim panas. Alasan dari hal ini belum diketahui pasti. Namun sebuah teori mengungkap, udara panas meningkatkan aktivitas fisik dan meningkatkan cairan dalam aliran darah yang mengencerkan kolesterol. Bulan ini juga merupakan puncak kematian dengan berbagai sebab. Hal ini dikaitkan akibat kurangnya kekebalan tubuh. Studi menunjukkan sel T, bagian penting dari kekebalan tubuh berada pada tingkat terendah di bulan ini.

  • Februari
    Risiko lebih besar mengalami ablasi retina Bulan ini, risiko lapisan retina yang peka cahaya di belakang tertarik dari pembuluh darah yang menyediakan suplai darah. Hal ini bisa menyebabkan kondisi serius yang bisa menyebabkan kebutaan. Sebuah studi RS Princess Margaret, Swindon, menemukan ada peningkatan 40 persen dalam risiko ablasi retina pada cuaca dingin yang membuat retina lebih rentan. Seperti dimuat dalam jurnal Fertility and Sterility, jumlah sperma yang diproduksi mencapai angka tertinggi pada Februari dan Maret, sedangkan terendah pada September.

  • Maret
    Puncak serangan dingin Pasien yang dirawat di musim dingin mengalami risiko kematian 33 persen. Bulan Maret dan April memiliki risiko serangan gangguan dingin, serupa dengan lonjakan pada Agustus. Kekebalan tubuh yang menurun menjadi penyebabnya. Sedangkan di bulan Agustus, intensitas sinar matahari yang mulai berkurang juga dapat mengurangi kekuatan sistem kekebalan tubuh. Meski begitu, Maret merupakan salah satu waktu yang paling baik untuk operasi. Pasien kanker paru-paru yang dioperasi bulan ini memiliki harapan hidup lebih tinggi. Namun risiko kematian bagi penderita serangan dingin dan bypass jantung mencapai 33 persen.

  • April
    Peningkatan risiko sakit kepala klaster Sakit kepala klaster berkaitan dengan hipotalamus, daerah otak yang mengontrol jam tubuh dan fluktuasi hormon. Bulan yang mulai menghangat dan mencapai puncak pada September meningkatkan risiko seseorang terkena sakit kepala klaster. "Pasien yang dirujuk ke klinik sakit kepala, khususnya sakit kepala cluster dengan kondisi paling parah meningkat di bulan ini," kata Dr Nicholas Silver, seorang ahli saraf di Liverpool Walton Centre.

  • Mei
    Meningkatnya penyakit inflamasi usus dan multiple sclerosis Gejala IBS seperti diare dan sembelit lebih sering terjadi saat udara hangat pada musim semi dan musim panas. Pada pasien dengan penyakit Crohn, 59 persen mengalaminya IBS saat musim panas dibanding musim gugur dan musim dingin. Mereka juga mengalami inflamasi usus 27 persen lebih tinggi. Infeksi dan perubahan musiman memengaruhi fungsi kekebalan tubuh. Multiple sclerosis rentan kambuh tiga kali lebih sering pada Mei daripada September, menurut studi di University of Ferrara, Italia. Hal ini mungkin karena perubahan musiman dalam sistem kekebalan tubuh.

  • Juni. Penurunan tekanan darah
    Dokter yang melakukan studi terhadap 8 ribu orang di tiga kota Prancis menemukan, tekanan darah tinggi pada lanjut usia lebih banyak terjadi di musim dingin. Profesor Frank Ruschitzka, dari University Hospital Zurich, mengatakan, sumber vitamin D yang banyak di musim panas mengaktifkan hormon yang mengatur tekanan darah.

  • Juli
    Luka di kaki dan radang usus buntu meningkat Luka di bagian kaki lebih banyak terjadi di musim dengan cuaca hangat. Pengobatan dan penyembuhannya juga lebih lambat. "Variasi musiman mungkin memengaruhi sistem kekebalan tubuh," tulis para peneliti dalam jurnal Phlebology. Risiko usus buntu (apendisitis) akut tercatat tertinggi pada bulan Juli, berdasar studi dari 1.300 kasus di Ferrara, Italia.

  • Agustus
    Kadar PSA lebih tinggi dan pegobatan kanker yang lebih baik Tingkat antigen khusus prostat (PSA) yang terkait dengan penyakit prostat memiliki kadar lebih tinggi pada bulan ini. Laporan jurnal Urologi Eropa menyebut, hal ini munngkin berhubungan dengan vitamin D. Sebuah studi terhadap lebih dari satu juta pasien kanker di Inggris menunjukkan mereka yang didiagnosis di musim panas dan musim gugur mungkin akan bertahan lebih lama. Sinar matahari sangat penting untuk produksi vitamin D, dan bukti-bukti menunjukkan vitamin mungkin memiliki peran dalam menghentikan pertumbuhan tumor.

  • September
    Gejala asma memburuk Kasus asma yang diderita anak-anak meningkat selama empat minggu dalam bulan September, menurut penelitian yang dilaporkan dalam Kesehatan Masyarakat

  • Oktober
    Sakit maag, arthritis dan jerawat memburuk Bulan ini adalah waktu puncak untuk rawat inap untuk tukak lambung, sementara Agustus merupakan yang terendah kondisi maag. Sebuah studi di Russian Academy of Medical Science menemukan, melatonin atau hormon tidur sebagai pemicunya. Rheumatoid arthritis dan penyakit auto-imun, juga dua kali lebih sering terjadi di bulan Oktober-Maret daripada waktu lainnya.

  • November
    Memburuknya penyakit paru-paru, gejala psoriasis, dan puncak baby blues Studi di Swedia menemukan dari wanita yang melahirkan dalam tiga bulan terakhir dalam kalender lebih cenderung mengalami baby blues pada November. Penyakit paru obstruktif kronik (PPOK) juga dua kali lebih buruk saat musim dingin, menurut studi Woolcock Institute di Sydney. Bulan November ternyata merupakan waktu puncak seseorang mengalami psoriasis. Sebuah studi di India menunjukkan bahwa 42 persen pasien psoriasis memburuk selama musim dingin. Perbedaan cahaya ultraviolet mungkin bertanggung jawab dalam kondisi kesehatan ini.

  • Desember
    Waktu puncak penyakit batuk dan kelahiran prematur
    Di akhir tahun, orang lebih cenderung menderita gangguan batuk, menurut data yang dirilis NHS Direct. Dan, puncak penyakit ini terjadi di akhir Desember. Selain itu, tingkat pra-eklampsia atau tekanan darah tinggi selama kehamilan lebih tinggi terjadi pada Desember sehingga ibu berisiko lebih tinggi mengalami kelahiran prematur, menurut studi University of Iowa. "Variasi musiman pada penyakit menular, asma, tingkat vitamin D, dan gizi semua mungkin memainkan peran, " kata para peneliti.


(vivanews.com)

Kamis, 19 Januari 2012

Manfaat berhubungan seksual bagi wanita

Cara berhubungan sex yang sehat
foto by www-danshenplus.blogspot.com


Kebanyakan orang melakukan hubungan seks dengan cara tradisional secara alamiah hanya menggunakan rasa, tidak menggunakan teori atau metoda yang baik dan benar. Itu disebabkan karena jarangnya sekolah seks.

Penulis masalah kesehatan seks, Bethany Heitman, mengungkapkan bahwa berhubungan seks secara teratur dan dilakukan dengan cara yang benar, sangat banyak manfaatnya. Bukan hanya untuk membangun relasi intim antara Anda dengan pasangan Anda, namun khusus bagi wanita hubungan seks amat bermanfaat bagi kesehatan.

Sedikitnya ada 5 manfaat berhubungan seks bagi kaum wanita:
  1. Seks adalah olahraga terbaik.
    Ya, seks dapat membantu Anda untuk membakar kalori. Bahkan seks membakar kalori lebih banyak ketimbang Anda berolahraga, baik di treadmill maupun alat bantu olahraga lainnya.

  2. Seks dapat meningkatkan tingkat oksitosin dalam tubuh.
    Tingkat oksitosin yang tinggi dipercaya dapat meningkatkan kualitas tidur.

  3. Seks dapat mengusir stres.
    Jadi jika Anda merasa tertekan karena diburu deadline pekerjaan, biarkanlah sang kekasih membantu Anda untuk melepaskan beban tersebut.
  4. Sebuah penelitian menemukan bahwa melakukan kegiatan seks minimal sekali dalam seminggu dapat meningkatkan sistem kekebalan tubuh.

  5. Beberapa ahli bahkan mengatakan bahwa orgasme dapat membuat kram yang biasanya datang pada saat tamu bulanan menghampiri lenyap. Tak ada salahnya mempertimbangkan kembali manfaat-manfaat berhubungan seks dengan pasangan Anda sebelum melakukannya.


(ayobicara.com)

Tips merawat payudara agar tetap indah


foto by caramemperbesarpayudara.net


Payudara yang indah merupakan dambaan setiap wanita. Karena itu bisa meningkatkan rasa percaya dirinya. Berikut tips sederhana cara merawat payudara indah dengan hanya mengikuti beberapa langkah :

  1. Pada saat beraktivitas selalu kenakan bra untuk menjaga keindahan bentuk payudaramu. Pilihlah ukuran bra yang sesuai agar dapat menopang payudara dengan baik.

  2. Oleskan minyak atau cream khusus untuk payudara untuk menjaga kelembabannya diiringi dengan pijatan yang ringan dan lembut.

  3. Selalu mengkonsumsi sayuran untuk menjaga kesehatan payudaramu dari dalam tubuh.

  4. Bersihkan secara rutin daerah seputar puting susu dengan kapas yang dibasahi air hangat.

  5. Lakukan senam ringan dengan fokus untuk memperkuat otot dada.

  6. Sebelum tidur, lepaskan bra untuk membuat payudara dapat bernapas dan bergerak bebas.


(tipsoke.com)

Cokelat bisa membunuh rasa bosan

Coklat
foto by google


Satu hasil penelitian menyebutkan bahwa seperempat pekerja yang merasa sudah sangat bosani, dapat mempengaruhi kualitas kerja dan kesehatan fisik serta mental mereka. Para peneliti Inggis menanyai 102 pekerja kantoran, dengan pertanyaan apakah mereka bosan di tempat kerja dan bagaimana mengatasi kebosanan itu. Berdasarkan survei tersebut, 25 persen yang mengaku mengalami kebosanan kronis, acap mengkonsumsi cokelat dan meminum kopi untuk mengatasinya, sementara para pekerja yang apatis lebih senang mengatasinya dengan meminum alkohol sepulang kerja.

Rasa bosan juga mempengaruhi kinerja kerja mereka. Hampir 80 persen dari poling tersebut mengatakan rasa bosan membuat mereka kehilangan konsentrasi kerja, dan lebih dari separuh pekerja mengatakan kebosanan menjadi penyebab mereka melakukan kesalahan. Sekitar separuh dari para pekerja itu mengakui rasa bosan menjadi pemicu untuk meninggalkan pekerjaan mereka.

"Hasil analisis saya menunjukkan bahwa penyebab utama kebosanan di kantor adalah beban kerja yang ringan. Para manajer harus menemukan cara mengurangi sumber kebosanan di tempat kerja dan mendorong cara-cara sehat untuk mengatasinya," ujar Dr. Sandi Mann dari Universitas Central Lancashire seperti dikutip HealthDay News.

Para peneliti juga menemukan beberapa orang jauh lebih rentan terhadap bosan daripada yang lainnya. Oleh karena itu para manajer mesti mempertimbangkan tingkat rentan kebosanan sebagai alat saat merekrut dan mengembangkan karyawan. Para peneliti mencatat bahwa rotasi kerja dan program pengayaan lainnya dapat membantu mengurangi rasa bosan di tempat kerja. Mereka juga mengatakan bahwa dengan memfasilitasi pekerja makan ringan dan minuman, maka mereka dapat mencegah pelarian yang tidak sehat

(antaranews.com)

Rabu, 18 Januari 2012

Tips membentuk otot tubuh secara tradisional

otot dada sicpack
foto by ardiyafardhanprayoga.blogspot.com


Cara Membentuk Otot adalah sebuah tips yang cukup banyak dicari para cowok yang ingin bertubuh atletis dan biar kelihatan lebih macho. Bermacam cara dari yang tradisional sampai bantuan obat-obatan (anabolic steroids, Tribulus terrestris,dll), alat fitness, sampai menyewa Instruktur fitnes. cara melatih otot memang dengan bantuan suplemen ataupun testosteron sintetis keinginan kita akan lebih cepat terpenuhi jika dibarengi dengan latihan yang intensif. Tapi, selain takut akan efek samping, juga bagi yang berkantong cekak tentu lebih memilih cara tradisional membentuk otot yang membutuhkan sedikit biaya atau bahkan gratis.

Untuk itu, cobalah lakukan hal-hal berikut :

1. cukupi konsumsi air putih (mineral)
Karena salah satu khasiat air putih adalah bisa meningkatkan produksi hormon testosteron. Hormon testosteron adalah hormon seks yang mempunyai peran penting bagi pria untuk fungsi seksual, produksi sperma, pembentukan otot, dan intonasi suara yang dalam. Rendahnya kadar hormon ini dalam tubuh pria bisa menyebabkan seseorang mengalami kelelahan kronis, gangguan ereksi, depresi, dan postur tubuh yang kurang tegap maupun berkurangnya kemampuan atletik.

2. Tidur malam tak boleh kurang 5 jam
Karena menurut penelitian yang dilansir dari situs Zeenews.com, pria yang tidur kurang dari 5 jam setiap malam selama satu pekan memiliki kadar testosteron jauh lebih rendah dari yang tidur semalam penuh.

3. Cukupi kebutuhan gizi
Bila tujuannya untuk membentuk otot, maka menu makanan seperti buncis, gandum, keju, dan bayam dipercaya kandungannya dapat mendongkrak kejantanan. Dan usahakan untuk memenuhi kebutuhan mineral zync karena karena fungsi zync salah satunya adalah sebagai aromatase inhibitor (mencegah hormon testosteron dikonversi ke estrogen/hormon cewek). Defisiensi zync dikatakan juga bisa menyebabkan hipogonad.

3. Rajin latihan push up
Meskipun terlihat remeh tapi latihan push up mempunyai manfaat yang luar biasa. Diantaranya adalah meningkatkan kadar hormon testosteron.
Catatan : kalau melakukan push up, pandangan jangan mengarah ke bawah, tapi bisa ke depan atau samping biar tidak membahayakan mata.

Berikut adalah manfaat rajin push up, yang saya kutip dari detikhealth :
  • Mengencangkan otot
    Menurut sebuah studi tahun 1998 yang dilakukan oleh peneliti dari Penn State University dan dipublikasikan dalam Journal of Strength and Conditioning Research, testosteron konsisten merespon otot. Push up menggunakan otot-otot besar dada, yaitu kelompok otot besar deltoid di bahu dan trisep. Juga otot lain, termasuk otot perut yang bertindak sebagai stabilisator.

  • Mencegah osteoporosis
    Menurut Hormone Foundation, rendahnya tingkat testosteron dapat berkontribusi pada hilangnya kepadatan tulang dari waktu ke waktu dan mengakibatkan osteoporosis pada laki-laki. Rendahnya tingkat testosteron juga dapat menyebabkan hilangnya massa otot dan kekuatan secara keseluruhan, serta atrofi otot dari waktu ke waktu.

  • Panjang umur
    Sebuah studi tahun 2008 yang dilakukan oleh para peneliti dari University of Greifswald di Jerman menunjukkan bahwa tingkat testosteron yang rendah dapat meningkatkan risiko diabetes, hipertensi, obesitas dan bahkan kematian. Studi yang diikuti peserta selama lebih dari tujuh tahun ini menemukan bahwa orang dengan kadar testosteron rendah 2,5 kali lebih mungkin meninggal dini dibandingkan dengan orang dengan tingkat testosteron lebih tinggi, terlepas dari merokok, konsumsi alkohol atau usia.

  • Menghilangkan perut buncit
    Peneliti Rush University Medical Center dalam studi 2009 yang dipublikasikan dalam jurnal Obesitas, menemukan korelasi antara tingkat testosteron yang rendah dan berfluktuasi pada wanita menopause dapat mengakumulasi lemak visceral, yaitu lemak yang menumpuk di dalam dan sekitar organ vital di dekat pinggang.

  • Rajin latihan sit up untuk membentuk otot perut.


Untuk membantuk otot kaki anda bisa melatihnya dengan jogging, bersepeda, dan Squat jump. Untuk lebih jelasnya mengenai apa itu push up, sit up, dan squat jump silahkan gunakan bantuan media mesin pencari seperti google.co.id. Itulah tips cara membentuk otot secara alami / tradisional tanpa bantuan peralatan, suplemen, maupun instruktur. Namun, bila anda berkantong tebal dan menginginkan hasil yang lebih cepat dan terarah mungkin bisa memilih untuk menyewa instruktur fitness. Semoga bermanfaat

(idafazz.com)

Senin, 16 Januari 2012

6 Potret Wajah Sebelum dan Sesudah Kecanduan Narkoba

Narkoba yang bikin orang ketagihan tidak hanya dapat merusak otak, tetapi juga dapat merusak penampilan. Wajah pecandu narkoba bisa terlihat berubah bahkan tampak sangat tua. Tak hanya merusak otak, obat terlarang seperti ekstasi dan heroin juga dapat merusak wajah, gigi serta mengikis kulit dan tulang. Efeknya, wajah pecandu narkoba terlihat kusam, keriput, banyak tumbuh jerawat dan terlihat tua.

Multnomah County Sheriff's Office di negara bagian AS,Oregon mengumpulkan gambar-gambar wajah pengguna narkoba, termasuk pengguna dari semua obat keras seperti kokain, heroin dan shabu. Berikut beberapa perubahan wajah yang terjadi pada pengguna obat terlarang, seperti dilansir Telegraph, Jumat (13/1/2012):

1. Perubahan wajah pengguna ekstasi selama 8 bulan
Gambar atas adalah gambar pengguna ekstasi yang diambil pada Januari 2008 dan gambar bawah adalah gambar yang diambil pada Agustus 2008.

narkoba


2. Perubahan wajah pecandu Methamphetamines atau ekstasi
Gambar atas adalah gambar ketika pecandu pertama kali menggunakan ekstasi tahun 2001 dan gambar bawah adalah gambar wajah yang diambil pada tahun 2008.

wajah narkoba


3. Perubahan wajah pengguna ekstasi selama 7 bulan
Gambar atas adalah gambar pengguna ekstasi pada bulan Mei 2000 dan gambar bawah gambar yang diambil pada November 2000.

setelah memakai narkoba


4. Perubahan wajah pecandu heroin dan kokain
Gambar atas diambil pada tahun 2003 dan gambar bawah diambil pada tahun 2007

akibat dari narkoba


5. Perubahan wajah pengguna heroin
Gambar atas diambil pada tahun 2003 dan gambar bawah diambil pada tahun 2007.



6. Pengguna ekstasi yang wajahnya tampak tua
Gambar atas diambil pada tahun 2000 dan gambar bawah diambil pada tahun 2004.



(detikhealth.com)
(foto by detik.com)

Obesitas, Alkohol, dan Sinar X Picu Risiko Terkena Kanker Payudara


foto by themedica.com


Laporan "Kanker Payudara dan Lingkungan: Pedoman Hidup," menurut para penulisnya, mengakui lingkungan yang mereka maksud lebih sempit dibandingkan dengan yang mungkin dikira orang. Untuk risiko kanker, umumnya bukan polutan di udara dan air yang harus dikhawatirkan perempuan. Dr. Kathy Helzelsouer, salah seorang penulis laporan yang diterbitkan Institute of Medicine di Washington itu mengatakan, "Kita umumnya mungkin tidak menyangka bahwa faktor lingkungan justru memicu kanker. Apa yang kita makan, berapa kenaikan berat badan kita akibat makan, olahraga, menghindari radiasi, hal-hal yang telah lama kita ketahui menyumbang bagi risiko kanker payudara."

Menurut Dr. Kathy yang bekerja pada Mercy Medical Center, berat badan dan obesitas menentukan karena sel-sel lemak memproduksi estrogen dan hormon itu memicu pertumbuhan sebagian besar kanker payudara. Para penulis laporan mendesak diambilnya langkah- langkah baru guna melindungi perempuan dari salah satu jenis kanker yang paling umum menyerang perempuan.

"Ada desakan agar segera bertindak, melakukan hal-hal yang kita yakin akan membantu. Salah satunya adalah memperkecil paparan radiasi, terutama pada masa remaja dan ketika payudara sedang tumbuh," ujar Dr. Helzelsouer lebih lanjut.

Namun, ada sebagian pihak yang mengecam. Mereka menyatakan, laporan itu tidak menekankan banyaknya bahan kimia industri dan pencemar lingkungan yang menyebabkan kanker itu, yang menurut mereka bisa menimbulkan risiko kanker payudara lebih besar bagi perempuan dibandingkan faktor-faktor gaya hidup mereka.

Laura Anderko, ilmuwan kesehatan masyarakat di Georgetown University Medical Center di Washington, mengatakan, "Laporan ini tidak disertai ajakan untuk bertindak. Tidak ada yang baru." Menurutnya, definisi sempit laporan itu terkait dengan istilah lingkungan yang menyesatkan. "Untuk menunjukkan bahwa obesitas dan minuman beralkohol merupakan faktor-faktor risiko lingkungan, menurut saya, benar-benar menyesatkan atau membingungkan orang dan menimbulkan kesan bahwa adalah menjadi tanggungjawab individu mengapa orang terkena kanker. Bagi orang atau anggota keluarga yang terkena kanker payudara, itu menimbulkan frustasi dan membingungkan, serta menyebabkan rasa putus asa," paparnya. Anderko berharap laporan itu lebih kuat dan provokatif, dan mendorong peran pemerintah dan industri dalam mengurangi risiko kanker payudara pada perempuan.

Tetapi, Dr. Helzelsour mempertahankan kesimpulan laporan itu. "Saya sudah mengajar epidemiologi kanker dan penelitian kanker selama bertahun-tahun. Menurut saya, salah satu faktor risiko dan salah satu paparan lingkungan yang penting adalah pola makan kita," ujarnya.

Para pengecam tidak mendesakkan standar yang lebih ketat guna menguji-coba bahan kimia baru dan mengendalikan polusi lingkungan yang bisa menimbulkan risiko signifikan kanker payudara

(voa.com)

Nursing Care Plan for Stroke



Strokeis also referred to as a brain attack, and it occurs when a blood vessel leading to the brain ruptures or gets blocked due to plaque deposits. When plaque accumulates on the wall of arteries, it is known as arthrosclerosis.
A stroke leads to several complications because the patient experiences weakness, paralysis and they cannot perform daily living activities. Their quality of life reduces, as they cannot shop, socialize and feed themselves. A stroke also leaves a person with visual defects and this causes them to eat their meals partially. They will consume just what they can see. The visual orientation might get affected from left to right. A visual problem can lead to the grave neglect of food and diet, and leaves a deficit in their nutrition.
Signs such as difficulty walking or trouble keeping their balance and coordination are some of the signs a stroke victim will display and very important if the problems are stemming from the same side of the body. Our brain has two halves and doctors know that a stroke only affects one side under normal circumstances. For their own safety if you see they are having trouble being steady, encourage them to remain seated until they receive help.
Another sign of a stroke is a headache, not the run of the mill headache that people will randomly experience, but a severe one that does not respond to treatment. Many stroke victims report no headaches during the stroke, however those who did reported a very severe one and it is usually accompanied by other symptoms such as vomiting, dizziness and/or an altered consciousness.
There are several available treatments for Stroke. Oxygen may be given to be sure that your brain is getting the maximal amount. Taking birth control pills is generally safe for young, healthy women. Treatment of blood pressure that is too high or too low may be necessary in treating a stroke. Ischemic stroke is treated by removing obstruction and restoring blood flow to the brain.
Rehabilitation can also take place at a nursing facility. The rehabilitation process can include some or all of the following:
(1) speech therapy to relearn talking and swallowing;
(2) occupational therapy to regain dexterity in the arms and hands;
(3) physical therapy to improve strength and walking; and
(4) family education to orient them in caring for their loved one at home and the challenges they will face.
Nursing Care Plan for Stroke with Nursing Diagnosis
Nursing Diagnosis for Stroke
1. Ineffective Airway Clearance
2. Ineffective Cerebral Tissue Perfusion
3. Impaired Physical Mobility
4. Impaired Verbal Communication
5. Disturbed Sensory Perception
6. Imbalanced Nutrition Less Than Body Requirements
7. Self-Care Deficit
8. Risk of Injury
9. Deficient Knowledge


Source : http://nursing-care-plan.blogspot.com/

Nursing Care Plan for Pneumonia


Pneumonia is a common type of pulmonary disease that involves inflammation and infection of the lungs, triggering an overproduction of mucus at the level of the respiratory tract.
Symptoms of pneumonia:

The symptoms of pneumonia vary from person to person, and few people experience all of them.

The possible symptoms may be :

- Fever, which may be less common in older adults.
- Fast heartbeat is one of the primary symptom of pneumonia.
- Feeling very tired or feeling very weak .
- Loss of appetite may occur in case of pneumonia.
- Vague pain under and around the breast bone may occur, but the severe chest pain associated with typical bacterial pneumonia is uncommon.
- Patients may experience a severe hacking cough, but it usually does not produce sputum.
- Cough, often producing mucus from the lungs. Mucus may be rusty or green or tinged with blood.
- Wheezing
- Difficulty breathing
- Sometimes nausea, vomiting, muscle aches occurs.
- Mental confusion.
- Coughing up sputum containing pus or blood.
Nursing Assessment for Pneumonia

1. Patient Bios: Name, age, gender, marital status, religion, tribe / nation, education, occupation, address and registration number.

2. Bios Responsible Person: Name, age, gender, marital status, religion, tribe / nation, education, occupation, income, address.

3. Patient Medical History:
Formerly Medical History
Health History Now
Family Health History

4. Everyday habits:
Eating and Drinking
Elimination: bladder and bowel
Personal Hygiene
5. Physical Examination / Head To Toe
Nursing Diagnosis for Pneumonia
1. Impaired Gas Exchange related to impaired oxygen delivery.

2. Risk for Infection related to inadequate primary defenses.

3. Ineffective airway clearance related to the formation of edema.

4. Activity Intolerance related to insufficiency of oxygen for everyday activities.

Source : http://nursing-care-plan.blogspot.com/

Nursing Care Plan for Hydrocephalus


Hydrocephalus

Hydrocephalus is a condition wherein there is an interruption to the normal flow, absorption, and production of the brain's CSF (Cerebrospinal Fluid), which is the medium that carries all the nutrients needed by the brain to remain healthy and fully-functional. If there's an interruption or overproduction of CSF - such as in hydrocephalus - it will build up inside the brain that is shown through the swelling of a child's or adult's skull.

Hydrocephalus of one kind or another is especially prevalent at the two extremes of the life cycle -- in the very young and the very old -- but can occur at any age. In infancy, hydrocephalus can be caused by malformed brain-tissue. In contrast, adults with hydrocephalus were usually born with normal brain anatomy, but acquired a blockage due to a tumor, injury, bleed or infection. However, many cases of hydrocephalus in adults occur without a history of these preceding illnesses.

All of these ventricles, passageways, and spaces are filled with a special fluid called cerebrospinal fluid (CSF). This fluid is constantly moving. It begins in one of the ventricles. Located inside each of the four ventricles is a structure called a choroid plexus. An essential component of the choroid plexus is a compact network of blood capillaries. The function of the choroid plexus is to remove fluid from the blood inside the capillaries and place that fluid inside the ventricle. Once the fluid is inside the ventricle, it is called cerebrospinal fluid.

Nursing Diagnosis Nursing Care Plan for Hydrocephalus

Ineffective cerebral tissue perfusion related to increased volume of cerebrospinal fluid

NOC: Circulation Status

Expected outcomes NOC
  1. Indicates the status of circulation, characterized by the following indicators:
    • Systolic and diastolic blood pressure in the range expected
    • No orthostatic hypotension
    • No noisy large blood vessels
  2. Demonstrate cognitive abilities, characterized by indicators:
    • Communicate clearly and in accordance with the age and ability
    • Show attention, concentration and orientation
    • Demonstrate long-term memory and is currently
    • Process information
    • Making the right decision
NIC interventions

Monitor the following matters :
  • Vital signs
  • Headache
  • Level of awareness and orientation
  • Nystagmus diplopia, blurred vision, visual acuity
  • Monitoring ICT
    • Monitoring of ICT and the patient's neurological response to maintenance activities
    • Monitor the pressure of tissue perfusion
    • Note the change in the patient in response to stimulus
  1. Management of peripheral sensation
    • Monitor the presence of paresthesias: a sense of numbness or tingling
    • Monitor the status of fluid intake and output including
  2. Collaborative activity
    • Keep the thermodynamic parameters within the recommended range
    • Give the drugs to increase intravascular volume, as requested
    • Give the drug which causes hypertension to maintain cerebral perfusion pressure according to demand
    • Elevate the head of the bed 0 to 45 degrees, depending on the patient's condition and medical demands
    • Give loap and osmotic diuretics, according to demand.

Source : http://nursing-care-plan.blogspot.com/

Genital Herpes - Causes, Symtoms and Treatment


by: James S. Pendergraft

HSV or 'Herpes Simplex Virus' is the virus which causes Genital Herpes. This virus is highly infectious and transmits from one to another due to contact with skin, like oral, vaginal or anal sex.

Causes of Genital Herpes:
The presence of HSV on the facade of the skin is enough to be transmitted to a partner. This virus is transmitted easily through the moist parts of the skin like the anus, genitals and the mouth. In a few cases, there are chances of getting infected even through other parts of the body like the skin or the eyes, which would be affected by 'Herpes Simplex'.

Genital herpes does not get transmitted through cups, towels or cutlery, as the virus is short lived when is not on the skin. Once diagnosed with HSV, this virus is reactivated very fast and causes a 'new bout of genital herpes'. This phenomenon is called 'recurrence'. Once you are infected by this virus, it lives within the nerves of the skin, but there are no symptoms. This is mostly inactive, but it gets reactivated every now and then.

The reason for the recurrence of HSV is not known, but there are certainly a few causes which accountable for the indications of the recurrence of genital herpes. For instance, abrasion in the genital area could be at the time of intercourse, which could be a cause of recurrence. There are other causes like, stress, excessive intake of alcohol, falling ill and the genital area being exposed to strong sunlight.

Symptoms of Genital Herpes :`
In most cases of HSV, there are no symptoms at the initial stages and this in turn does not make the sufferer aware of the condition. It is to be noted that, the symptoms of this virus are not known for a long period of time and in some cases not known for years too. In case you face any indications of the infection initially, it might be between four to seven days after being infected by HSV. This indication which appears is known as the primary infection. In case of indications of a primary infection, the condition is known to be a lot more severe as compared to the recurrent infections.

Symptoms of primary genital herpes are; vaginal discharge in case of women, fever, red blisters which are painful, these blisters burst and leave behind ulcers on the buttocks, rectum, externalgenital area and thighs, painwhile passing urine, in case of women there is ulceration and blister on the cervix and a general feeling of being unwell.

These symptoms generally tend to last for about twenty days. In case of recurrent infections the symptoms would be again ulceration and blisters on the cervix in case of women, red blisters which are painful and a burning or tingling feeling in the area surrounding the genitals before the appearance of the blister. These symptoms tend to last for about seven to ten days.

Treatment of Genital Herpes :
Treatment of genital herpes depends on whether the treatment is for recurrent infection or for the first time. In case it is the first time, the treatment is done by a GUM that is Genito Urinary Medicine specialist in case you are not able to meet a GUM specialist you should at least consult a general physician who would put you on a course of anti viral tablets. In case of recurrent infection your general physician would treat you with a mild dose as the infection is less when it recurs.

There is also an episodic treatment for 6 recurrent infections in a year. Besides, there is the suppressive treatment done in case of more than six recurrent infections in a year.


Source : http://www.womenscenter.com/